Ujian Skripsi


Sore itu, mendadak mata ini sulit terpejam, terngiang berbagai kekhawatiran dalam benakku, pikiran ini begitu resah, sekujur tubuh terasa gelisah, menunggu hari esok yang menegangkan, hari yang selama ini aku takutkan, tetapi juga aku harapkan kehadirannya untuk cepat datang, agar kegelisahan ini cepat berlalu. Di kamar berserakan naskah dan literatur yang akan di gunakan untuk esok hari, entah sudah berapa lama kamar ini menjadi berantakan tak terurus.

Sampai pada pukul 10 malam, aku masih terjaga sembari ditemani oleh lantunan murottal Ust. Abu Usamah, sembari mempersiapkan materi untuk pagi nanti. 
Sampai pukul 11 malam, aku masih tetap terjaga, ku tutup laptop dan kurapihkan beberapa dokumen, setelah itu membersihkan diri dan langsung menuju ke atas kasur, tetapi mata ini masih saja enggan untuk terlelap, ia masih saja terjaga sehingga membuat waktu semakin lama berlalu. 

Entah pukul berapa tepatnya aku terlelap, tiba-tiba suara adzan subuh sudah terdengar, rasanya baru sekejap aku memejamkan mata, badan ini juga masih sedikit letih, segera kuambil air wudhu dan bergegas ke Masjid bersama kawan-kawan seperjuangan ku. Setelah selesai sholat subuh, tak lupa tangan ini menengadah keatas untuk bermunajat memohon kemudahan kepada Sang Pencipta, agar semua urusan hari ini senantiasa mendapatkan pertolonganNya.

Sesampainya di rumah kontrakan 168b, tak lupa saya memohon doa dari bapak dan ibu kost, agar diberikan kemudahan dalam menjalani sidah skripsi, beliau berpesan agar kami jangan tegang saat menghadapi dosen pembimbing, karena se hebat apapun kemampuan dan keahlian kita, jika ada perasaan tegang, maka semuanya akan kacau. 

Load comments

0 Comments