Saat Waktu Senja Datang

Saat Waktu Senja Datang


~ Senja ~

Sore itu, pertengahan Oktober 2016 aku terdiam merenung di dalam kamar, sementara waktu menunjukkan pukul 5 sore lebih, cahaya langit senja mulai menguning, matahari mulai tenggelam di ufuk barat, aku masih terduduk merenung sambil menatap Mushaf Qur'an yang baru saja aku baca, kubaca dengan bantuan penerangan cahaya dari sinar matahari yang mulai kuning meredup, cahaya yang masuk melalui jendela kamar dari yang awalnya terang cerah kini semakin meredup, membuat halaman mushaf pun semakin redup terlihat, dan akhirnya cahaya sinar matahari tenggelam di ufuk barat dan redup tanpa tersisa sinarnya.
Dalam renungan sore itu, terfikir dalam benakku, bahwa akan tiba suata masa cahaya matahari masih akan tetap memancarkan sinarnya yang terang - dengan Izin Allah - , dan mata ini yang akan mulai meredup karena saraf yang mulai melemah, maka masihkah diri ini bisa membaca Al Qur'an yang Mulia, aduhai seandainya pada waktu tersebut Al Quran sudah masuk ke dalam hati diri ini, pastilah hafalan tersebut akan menjadi perbendaharaan yang besar, yang dengannya diri ini akan tetap bisa melantunkan Al Qur'an meskipun mata ini telah meredup...


Pertama kali berkunjung ke Pantai Baron

Pertama kali berkunjung ke Pantai Baron

Pantai Baron 2009
Ketika awal berada di jogja, saya sama sekali tidak tau tempat-tempat wisata yang ada di sana, jangankan yang letaknya jauh dari tempat saya, bahkan yang dekat pun saya tidak tau :) , karena saat itu saya hanyalah jadi KuPu2 saja :) .

Bahkan yang lebih parah lagi, banyak jalan yang belum saya hafal disana, hanya ada beberapa jalan saja yang saya hafal dan selalu jalan itu yang saya lewati, saat itu yang saya hafal hanya jalan yang dilewati saat pulang ke Pekalongan dari arah kampus (Jalan Raya Ringroad Utara - Jalan Magelang), dan jalan yang dilewati saat berangkat dan pulang kuliah (Kampus - Seturan - Babarsari - Janti -JEC), sampai-sampai pernah suatu ketika sepulang kuliah saya mampir ke daerah sekitar bundaran ugm, saat pulang ke kostan yang letaknya di sebelah barat JEC , jalan yang saya lewati pun sama seperti saat saya berangkat kesitu, jadi lewat jalan gejayan - ringroad utara - kampus - upn - seturan - babarsari - janti - JEC :) . 


Saat itu saya hanya punya beberapa teman saja di sana, salah satunya teman yang paling dekat dan kami biasa bersama adalah Andik, saya bertemu dengan andi saat sesi foto untuk kartu mahasiswa, dan ternyata tempat tinggal kami juga tidak jauh, hanya bersebelahan kota saja. Akhirnya kami jadi berteman akrab, tiap jeda kuliah dan lumayan panjang waktunya, andi selalu bermain ke kostku, dan suatu hari andi mengajakku ke tempat kakek dan neneknya yang berada di gunung kidul, sekalian berwisata ke pantai baron, akhirnya saya setujui ajakannya, dan kami merencanakan berangkat kesana pada hari Minggu tanggal 6 Desember 2009.

Minggu pagi, sesuai rencana kamipun berangkat ke Gunung Kidul, pertama kali dengar kata ini yang terbayang di benak saya adalah disana ada gunung besar seperti gunung merapi, ternyata anggapan saya itu keliru, ternyata disana tidak ada gunung berapi besar seperti gunung merapi, malah banyak pantai-pantai nan indah dan masih sangat asri disana. 

Perjalanan kamipun memakan waktu kurang lebih 2 jam, dan kami langsung menuju lokasi pantai baron, disana saat itu tidak begitu ramai, hanya banyak kapal yang sedang berlabuh di bibir pantai. Kamipun menyempatkan berfoto di bibir pantai.
di muara bibir pantai baron
Saat itu ada kejadian yang lumayan mendebarkan, saat setelah selesai berfoto, ada nelayan yang sedang mendorong perahu hendak berlayar tepat di belakang lokasi foto diatas, dan kamipun dimintai bantuan oleh mereka untuk mendorong, akhirnya kami ikut mendorong, saat mendorong dan sampai hampir di tengah tiba-tiba kami langsung hampir tenggelam, ternyata disana adalah muara pertemuan antara sungai dan laut, dan dalamnya sekitar 1,5 meter lebih tepat di belakang tempat kami berfoto, setelah diamati ternyata memang warna air yang berbeda (agak biru) itu menandakan kalau daerah situ dalam, dan kami juga tidak melihat ada papan putih bertuliskan "dilarang berenang disini", tapi Alhamdulillah kami selamat, tidak tenggelam disitu, alhasil celana dan baju kami basah kuyup, dan hp saya berada di celana pun ikut basah kuyup, ternyata memang daerah situ juga sudah banyak memakan korban jiwa akibat tenggelam.

Setelah kejadian itu, kami langsung memutuskan untuk naik ke atas tebing batu yang tinggi, disana saya menjemur celana dan juga hp saya yang sempat basah kuyup, sambil menunggu celana dan hp kering, saya dan andi berfoto diatas tebing yang berada diatas laut, Subhanallah baru kali ini saya dapat melihat pemandangan laut lepas dari atas tebing, 



ombak deras dari atas tebing


indahnya laut samudra


laut lepas
bersantai diatas tebing
Setelah puas menikmati keindahan serta hembusan angin disana, tentunya juga puas berfoto diatas sana kamipun memutuskan untuk turun dan menuju ke pantai kukup yang letaknya hanya berada di sebelah pantai baron, tidak jauh hanya sekitar 5 - 10 menit perjalanan. Sampai dipantai kukup kami langsung berjalan mengelilingi tepi pantai, disana pasirnya sangat indah, berwarna putih kecoklatan dan berbentuk seperti kerikil-kerikil kecil, juga ada tebing yang bagus digunakan untuk berfoto, akhirnya kamipun kembali melatih wajah menjadi fotogenik :)







Setelah lelah berfoto, akhirnya kamipun memutuskan untuk meninggalkan pantai kukup dan menuju ruman nenek andik :) ,

Sore hari kami memutuskan untuk pulang ke jogja karena esok hari sudah harus melanjutkan belajar :)


Pengalaman pertama yang begitu mengesankan, yang menjadikan ingin kembali berkunjung ke pantai baron dan kukup. Setelah kunjungan tersebut, saya berkunjung lagi kesana sekitar 4 - 5 kali ke pantai baron dan kukup, tidak ada perasaan bosan sama sekali untuk berkunjung kesana. 

Terima kasih kepada Andi yang telah mengenalkanku kepada dunia luar yang sangat indah...,


Pekalongan, 20 Desember 2014
Berkunjung ke Kulon Progo

Berkunjung ke Kulon Progo

pantai glagah kulon progo yogyakarta
Sore itu  Jum'at 6 Desember 2013, Seperti biasa Pak Ipin mampir ke kost untuk sekedar berdiskusi tentang skripsi, sambil berbincang santai ngalor ngidul. Pak Ipin saat itu sedang ngebut mengerjakan skripsi, sedangkan aku sudah bebas dari belenggu skripsi karena baru saja selesai ujian sidang. Pak Ipin biasanya datang bimbingan hanya beberapa kali dalam seminggu, karena jarak tempuh dari rumahnya ke kampus lumayan jauh, sekitar 2 jam perjalanan, itulah mengapa dia bisa dibilang selalu mampir ke kost setiap selesai bimbingan. Kamipun ngobrol ngalor ngidul dan entah apa yang di bahas saat itu Pak Ipin menceritakan tempat-tempat menarik di Kulon Progo, tempat tinggalnya. Disana ia juga menjadi pengurus sekaligus kakak asuh di Panti Ashshiddiqiyyah , daerah sekitar waduk sermo, Kokap, Kulon Progo. Ia pun selalu menawarkan kepada kami untuk berkunjung ke Kulon Progo, untuk sekedar menginap di Panti, tetapi saya belum sempat mengiyakannya, akhirnya saat itu saya coba mengajak Rudi, ia pun setuju dan saya pun juga siap, dan kamipun berencana kesana besok pagi. 

Tak terasa obrolan kami yang semakin menarik, adzan maghrib pun sudah berkumandang, dan kamipun bergegas untuk melaksanakan sholat maghrib, setelah itu melanjutkan obrolan lagi, sampai larut dan malam itu Pak Ipin menginap di kost kami. 

Keesokan harinya , Sabtu 7 Desember 2013 , selepas ashar kami bertiga meluncur dibawah langit yang mendung, saya berboncengan dengan Rudi, sedangkan Pak Ipin naik motor sendiri. Sekalian saya mampir ke fotocopy belakang kampus untuk menjilid naskah skripsi yang harus di kumpulkan ke perpus, sampai di fotocopy, hujan pun turun lumayan deras,  sedang saya dan rudi pun lupa membawa jas hujan, akhirnya kami putuskan untuk mampir terlebih dahulu ke kost Ferry untuk meminjam jas hujan. Setelah mendapatkan pinjaman jas hujan kamipun melanjutkan perjalanan ke Kulon Progo dibawah guyuran air hujan, perjalanan lumayan memakan waktu lama, disamping jaraknya yang cukup jauh juga ditambah dengan jalan yang padat merayap karena genangan air, kamipun masuk ke wilayah kulon progo sekitar pukul 5 sore, tapi ternyata perjalanan baru mencapai setengah jalan lebih sedikit, dan akhirnya kamipun sampai di tempat tujuan sekitar pukul 6 sore, tepat saat adzan maghrib selesai berkumandang. Kamipun bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat berjamaah di musholla panti. Selesai sholat , saya dan rudi diajak sama pak ipin ke ruang tamu, disana kami mendapatkan jamuan yang sangat spesial dari tuan rumah, banyak makanan yang di hidangkan ke kami, kamipun berkenalan dengan ketua panti serta pengurus panti (teman-teman pak ipin). 

Tak lama kemudian adzan isya' pun berkumandang, kami langsung bergegas ke musholla untuk sholat berjamaah, selesai sholat isya kami kembali ke ruang tamu tadi untuk sekedar ngobrol santai, tak lama kemudian datanglah salah satu pengurus panti membawakan makan malam spesial, wah saya dan rudi jadi merasa tidak enak karena malah jadi merepotkan, tapi kata pak ipin tradisi di panti memang seperti ini kalau ada tamu yang datang, pasti dijamu dengan hidangan dan nasi, dan harus mau makan, akhirnya kami pun makan malam bersama dengan lahap.

Setelah selesai makan pak ipin menawarkan kepada saya dan rudi untuk ikut pengajian yang diadakan oleh Bupati  Kulon Progo (Bapak Hasto Wardoyo), bertempat di kediaman orang tua beliau. Ternyata Pak Bupati juga asli kokap, dan satu kampung dengan panti tempat pak ipin, saat itu kami pergi ke tujuan menggunakan sepeda motor, sedang para santri menggunakan mobil jemputan dari Pak Bupati, Pengajian dimulai sekitar pukul 9 sampai sekitar pukul 10 malam. Setelah selesai pengajian, kamipun kembali ke panti.

Sampai panti, kami berempat berkumpul lagi di ruang tamu, kami ngobrol seputar masalah kuliah dan bisnis, untuk masalah bisnis, saya hanya mendengarkan mereka bertiga berbagi pengalaman, kalau rudi berbagi pengalaman masalah logo desain, sedang pak ipin berbagi pengalaman tentang usaha pop corn yang sedang di jalaninya, sedangkan mas har berbagi pengalaman usahanya, sampai akhirnya sekitar pukul 11 malam lebih, mata ini sudah terasa ngantuk, dan saya pun berpamitan untuk masuk ke kamar tidur, sedang mereka tetap melanjutkan diskusi, ah..., hari yang panjang..., saatnya untuk merebahkan badan ini.

Tak terasa waktu seperti cepat sekali bergulir, tau-tau kami sudah dibangunkan oleh pak ipin untuk melakukan sholat subuh berjamaah di musholla, kami pun berwudhu dan langsung ke musholla, disana sudah berkumpul para santri yang jumlahnya banyak, dan kamipun melaksanakan sholat subuh berjamaah yang diimami oleh pak ipin. Setelah sholat subuh berjamaah, pak ipin memimpin para santri berdzikir bersama, khusyuk sekali mereka berdzikir, sedangkan saya pun berdzikir sendiri, dzikir ini dilakukan dari selesai sholat subuh sampai sekitar pukul 5 lebih, antara setengah jam sampai satu jam, mungkin ini salah satu dzikir terlama yang saya pernah lakukan. Setelah selesai dzikir santri pun kembali melakukan aktifitasnya, karena hari itu hari minggu jadi yang bertugas memasak adalah santri laki-laki, dan kamipun duduk sejenak di depan ruang tamu sambil mengamati santri yang lalu lalang, dan saat itu mata saya di kejutkan oleh seorang santri yang masih sangat kecil, usianya masih belum ada 5 tahun. Sayapun bertanya sama pak ipin tentang santri tersebut, ternyata santri tersebut sudah berada di panti sejak sekitar umur 3 tahun, ayahnya pergi ngga pulang kerumah, yang menjadikan ibunya menjadi stress dan kadang menjadikannya tanpa sadar menganiaya anaknya yang masih kecil, dan anak tersebut di bawa ke kantor polisi sama tetangga, setelah itu dari kantor polisi di titipkan di panti asshiddiqiyyah ini, Masya Allah.., saya jadi terharu setelah mendengarkan cerita dari pak ipin, ternyata banyak anak di luar sana yang tak seberuntung kita nasibnya, saya jadi teringat sebuah hadist yang memerintahkan kita untuk mengusap kepala anak yatim agar hati ini tidak keras, ternyata memang benar sekali, kalau kita ingin dapat lebih bersyukur, maka cobalah sekali-kali berkunjung ke panti asuhan, maka akan didapati masih banyak orang yang nasibnya tidak seberuntung kita tetapi mereka bisa tabah dan bersyukur.

Kemudian saya bertanya-tanya, lantas siapakan yang mengurus anak usia 3 tahun, padahal anak usia segitu biasanya sedang rewel, ternyata yang mengurus adalah santri-santri yang lebih dewasa, mereka bahu-membahu merawat si adek kecil ini, begitupun juga ibu panti . Saya semakin kagum sama panti ini , semua pengurus dan anak-anak asuhnya.

Kamipun melanjutkan cerita , pak ipin bercerita banyak hal tentang panti, mulai dari badan usaha panti, sampai pada pembiayaan panti. Ada hal menarik yang pak ipin ceritakan, untuk memenuhi kebutuhan makan dan uang saku para santri, dibutuhkan dana yang jumlahnya tidak sedikit, tetapi Subhanallah ada saja rezeki yang di diturunkan Allah dari berbagai arah yang kadang tak terduga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota panti, karena kami yakin, rezeki sudah di atur oleh Allah dan anak adam tidak akan meninggal sebelum semua jatah rezeki nya diberikan. Saya pun hanyut dalam cerita pak ipin , cerita suka duka panti, begitu hebat mereka, saya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka.

Setelah bercerita panjang lebar, pak ipin mengajak kami berkeliling ke waduk sermo yang terletakn di sekeliling panti, Subhanallah indahnya suasana pagi di pedesaan dan di tepi waduk. Udara yang sejuk dan diiringi hamparan waduk yang sangat luas dengan air yang tenang, ada pemuda yang sedang mencari rizki di pagi hari dengan menjaring ikan, bahkan ada seorang anak yang dengan santainya mengapung diatas ban di waduk sermo. 
mencari ikan di waduk

Tak lupa kamipun menyempatkan foto secara bergantian di tepi waduk.
bersama pak ipin 

bersama rudi

Setelah puas menikmati pemandangan di tepi waduk, kami pulang ke panti, dan disana terlihat santri dan santriwati sibuk dengan tugasnya masing-masing, ada yang mencuci baju, menyiapkan makan dan lainnya. Saya pun langsung masuk ke kamar lagi, dan mungkin karena sisa kantuk masih terasa akhirnya saya dan rudi tidur lagi di kamar, wahh malah jadi kayak 'pindah turu' dari kost ke kulon progo aja :) . Memang udara disana ngantuki, enak banget buat tidur. Akhirnya sekitar pukul 10 pagi kami di bangunkan pak ipin dan ternyata sudah di siapkan sarapan pagi. Perasaan ini malah seperti berada di rumah sendiri, apa-apa serba di siapin. Alhamdulillah kami mendapat sambutan yang sangat istimewa dari pengurus panti.

Setelah selesai sarapan dan ngobrol dengan pak ipin beserta pengurus panti, kami berkemas-kemas untuk melanjutkan perjalanan, rencana kami adalah ke pantai deket rumah vita, sekalian mampir ke tempat vita, saya segera minta denah petunjuk jalan menuju rumah vita dari pak ipin, dan di gambarkan dalam selembar kertas, setelah selesai berkemas-kemas, kamipun segera berpamitan kepada Ketua Yayasan, Pak Tulus beserta Ibu Panti, sambil berpamitan kami tak lupa mengucapkan banyak terimakasih atas sambutannya yang sangat baik. Setelah itu berpamitan kepada pak ipin dan pengurus panti lain, semoga saya suatu saat dapat kembali berkunjung ke panti ini.
Sekitar pukul 11 pagi, saya dan rudi melanjutkan perjalanan ke tempat vita, tak lupa sewaktu di jalan , masih di tepi waduk, saya pun menyempatkan berfoto sekali lagi. :)

di tepi waduk sermo
Perjalanan menuju tempat vita lumayan membingungkan rute nya, meskipun kami sudah dibekali peta dari pak ipin, akan tetapi kami berdua sama sekali baru pertama kali melewati rute tersebut. Akhirnya setelah beberapa kali bertanya, kamipun sampai di tempat vita sekitar dhuhur, sebelum sampai ke rumah vita, kami sempatkan sholat dhuhur di musholla sekitar rumah vita.

Selesai sholat, langsung menuju rumah vita, disana kami disambut oleh vita dan juga ibunya. Tak lama kemudian kami langsung mengajak vita menuju ke pantai glagah yang jaraknya cuma beberapa kilometer dari rumah vita, akhirnya sekitar jam 1 siang kami meluncur ke pantai glagah.

Hanya sekitar 15 menit, kami telah sampai di pantai glagah, kami langsung menuju ke dermaga pantai yang juga sebagai pemecah ombak raksasa. Disana banyak batu-batu besar yang berguna untuk memecah ombak, kami pun menuju ke ujung dermaga. Disana kami menikmati hembusan angin pantai dengan gelombang ombak nya serta percikan air dari ombak yang pecah ke atas dan terbawa angin mengenai tubuh ini, begitu nikmat rasanya.

Kamipun menyempatkan berfoto diatas dermaga pemecah ombak pantai glagah kulon progo.

di ujung pantai glagah


vita the calm girl
Setelah puas menikmati keindahan laut dan deburan ombak di pantai glagah, kami bertiga memutuskan untuk pulang ke rumah vita, rencana sampai di rumah vita saya dan rudi akan langsung berpamitan untuk pulang, tetapi sesampainya di rumah, ternyata kami sudah di tunggu oleh hidangan makan siang, wah saya dan rudi jadi merasa ngga enak karena jadi merepotkan vita dan Ibunya, berhubung makanan sudah disiapkan ,  akhirnya kamipun makan dengan lahap :) , setelah itu kembali kami ngobrol sampai sekitar pukul 3 sore, dan kami memutuskan untuk pulang, tak lupa berpamitan sama ibunda vita dan mengucapkan terima kasih, serta berpamitan sama vita, kami bergegas pulang karena langit sudah mendung gelap, masih di dekat rumah vita, kami menyempatkan untuk sholat ashar di masjid dulu , kemudian melanjutkan perjalanan pulang.

Baru kami berjalan beberapa menit, hujan turun dengan deras. Akhirnya kami pulang di bawah guyuran hujan dari kulon progo sampai ke jogja,kami sampai di kost sekitar pukul 5.30 sore, tepat hari Minggu tanggal 8 Desember 2013.

Begitu berharganya pengalaman yang saya alami selama berada di kulon progo, Masih banyak orang yang lebih kurang beruntung daripada kita, dan masih banyak pula orang baik yang selalu berbuat baik kepada kita, saya jadi mengetahui arti dari memberi.

Terima kasih rudi, pak ipin beserta seluruh anggota panti, vita dan ibundanya , ferry yang meminjamkan jas hujannya , 2 hari tersebut sangat berarti dalam hidup saya, saya tak akan pernah melupakannya.

Semoga kebaikan kalian semua dibalas dan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Amin...,


Pekalongan, 18 Desember 2014.
Ujian Skripsi

Ujian Skripsi


Sore itu, mendadak mata ini sulit terpejam, terngiang berbagai kekhawatiran dalam benakku, pikiran ini begitu resah, sekujur tubuh terasa gelisah, menunggu hari esok yang menegangkan, hari yang selama ini aku takutkan, tetapi juga aku harapkan kehadirannya untuk cepat datang, agar kegelisahan ini cepat berlalu. Di kamar berserakan naskah dan literatur yang akan di gunakan untuk esok hari, entah sudah berapa lama kamar ini menjadi berantakan tak terurus.

Sampai pada pukul 10 malam, aku masih terjaga sembari ditemani oleh lantunan murottal Ust. Abu Usamah, sembari mempersiapkan materi untuk pagi nanti. 
Sampai pukul 11 malam, aku masih tetap terjaga, ku tutup laptop dan kurapihkan beberapa dokumen, setelah itu membersihkan diri dan langsung menuju ke atas kasur, tetapi mata ini masih saja enggan untuk terlelap, ia masih saja terjaga sehingga membuat waktu semakin lama berlalu. 

Entah pukul berapa tepatnya aku terlelap, tiba-tiba suara adzan subuh sudah terdengar, rasanya baru sekejap aku memejamkan mata, badan ini juga masih sedikit letih, segera kuambil air wudhu dan bergegas ke Masjid bersama kawan-kawan seperjuangan ku. Setelah selesai sholat subuh, tak lupa tangan ini menengadah keatas untuk bermunajat memohon kemudahan kepada Sang Pencipta, agar semua urusan hari ini senantiasa mendapatkan pertolonganNya.

Sesampainya di rumah kontrakan 168b, tak lupa saya memohon doa dari bapak dan ibu kost, agar diberikan kemudahan dalam menjalani sidah skripsi, beliau berpesan agar kami jangan tegang saat menghadapi dosen pembimbing, karena se hebat apapun kemampuan dan keahlian kita, jika ada perasaan tegang, maka semuanya akan kacau. 

Rinduku

Rinduku

ditengah sunyi nya malam yang akan berganti pagi
terdengar bunyi kokok ayam 
seakan menyambut fajar datang

teringat akan seorang yang pernah dekat denganku
dekat sekali, bahkan sudah seperti keluarga sendiri
yang selalu menyambutku dengan kasih sayang
serta menasehati dan mengajariku ilmu kehidupan

kini meskipun engkau telah tiada di bumi ini
meskipun ragamu sudah tak mungkin lagi kulihat
namun engkau selalu ada dalam hatiku
selalu hidup dalam sanubariku

dalam setiap doa yang kupanjatkan
tak lupa kuselipkan doa untukmu
semoga engkau tenang di alam sana
mendapat tempat yang lebih bagus dari tempat di dunia
mendapat keluarga yang lebih baik dari keluarga di dunia
semoga semua dosamu diampuni oleh Allah SWT.
serta amal ibadahmu diterima 
dan ilmu yang engkau ajarkan terus mengalir pahalanya

kelak aku juga akan menyusulmu 
semoga aku dapat memanfaatkan waktu yang tersisa
untuk kembali menghadap Sang Pencipta

"Ingatlah wahai jiwa, Perjalananmu Masih Panjang"




Dear Diary,

Dear Diary,

senoadjie @1993

Hari ini aku menulis diary untuk yang pertama kalinya. 
Sebenarnya niat untuk menulis diary ini udah ada saat aku masih duduk di bangku SMP.
Tapi urung kulakukan karena ku merasa udah terlambat untuk menulis diary. 
Tapi sekarang ku menyadari tidak ada kata terlambat dalam hidup ini,

Akan ku tulis kejadian yang baru terjadi ataupun sudah lama terjadi
agar aku dapat mengingatnya kelak jika aku lupa
dan menjadi pengingat disaat aku sudah tidak lagi muda
Sebagai catatan perjalanan hidupku,

Yogyakarta, 22 April 2013